TUGAS MAKALAH TENTANG PAHLAWAN YANG DI SUKAI 'IBU MARIA WALANDA MARAMIS'
TUGAS
MAKALAH TENTANG PAHLAWAN YANG DI SUKAI
KATA
PENGANTAR
Segala
puji saya panjatkan lepada TUHAN yang maha esa , karena oleh berkat dan
rahmat-nya saya bisa menyelesaikan tugas makalah dari ilmu budaya dasar yang
bertema tentang pahlawan ‘Maria Walanda Maramis’ dengan segala baik . maaf bila
masih ada kekurangan yang para pembaca dapati dalam penulisan makalah ini .
segala kritik dan saran akan saya terima kiranya untuk membantu untuk penulisan
makalah saya selanjutnya .
LATAR
BELAKANG
Maria Josephine Catherine Maramis atau yang
lebih dikenal sebagai Maria Walanda Maramis, adalah seorang Pahlawan Nasional
Indonesia pada permulaan abad ke-20 yang berjasa dalam usahanya untuk
mengembangkan keadaan wanita di Indonesia. Beliau lahir di Kema, Sulawesi
Utara, 1 Desember 1872.
Oleh masyarakat Minahasa tanggal kelahirannya diperingati sebagai Hari Ibu Maria Walanda Maramis. Maria adalah sosok yang dianggap sebagai pendobrak adat, pejuang kemajuan dan emansipasi perempuan di dunia politik dan pendidikan. Menurut Nicholas Graafland, dalam sebuah penerbitan "Nederlandsche Zendeling Genootschap" tahun 1981, Maria disebut sebagai salah satu perempuan teladan Minahasa yang memiliki "bakat istimewa untuk menangkap mengenai apapun juga dan untuk memperkembangkan daya pikirnya, bersifat mudah menampung pengetahuan sehingga lebih sering maju daripada kaum lelaki".
Oleh masyarakat Minahasa tanggal kelahirannya diperingati sebagai Hari Ibu Maria Walanda Maramis. Maria adalah sosok yang dianggap sebagai pendobrak adat, pejuang kemajuan dan emansipasi perempuan di dunia politik dan pendidikan. Menurut Nicholas Graafland, dalam sebuah penerbitan "Nederlandsche Zendeling Genootschap" tahun 1981, Maria disebut sebagai salah satu perempuan teladan Minahasa yang memiliki "bakat istimewa untuk menangkap mengenai apapun juga dan untuk memperkembangkan daya pikirnya, bersifat mudah menampung pengetahuan sehingga lebih sering maju daripada kaum lelaki".
SEJARAH
Maria lahir di Kema, sebuah kota kecil yang
sekarang berada di kabupaten Minahasa Utara, dekat Kota Airmadidi propinsi
Sulawesi Utara. Orang tuanya adalah Maramis dan Sarah Rotinsulu. Dia adalah
anak bungsu dari tiga bersaudara dimana kakak perempuannya bernama Antje dan
kakak laki-lakinya bernama Andries. Andries Maramis terlibat dalam pergolakan
kemerdekaan Indonesia dan menjadi menteri dan duta besar dalam pemerintahan Indonesia pada
mulanya.
Saat Maris berusia enam tahun, orang tuanya menginggal karena jatuh sakit. Dan akhirnya Maramis dan dibesarkan di Maumbi oleh pamannya yakni Rotinsulu yang waktu itu adalah Hukum Besar di Maumbi.
Oleh pamannya, Maramis beserta kakak perempuannya dimasukkan ke Sekolah Melayu di Maumbi. Sekolah itu mengajar ilmu dasar seperti membaca dan menulis serta sedikit ilmu pengetahuan dan sejarah. Ini adalah satu-satunya pendidikan resmi yang diterima oleh Maramis dan kakak perempuannya karena perempuan pada saat itu diharapkan untuk menikah dan mengasuh keluarga.
Maramis menikah dengan Joseph Frederick Caselung Walanda, seorang guru bahasa pada tahun 1890. Setelah pernikahannya dengan Walanda, ia lebih dikenal sebagai Maria Walanda Maramis. Mereka mempunyai tiga anak perempuan. Dua anak mereka dikirim ke sekolah guru di Betawi (Jakarta). Salah satu anak mereka, Anna Matuli Walanda, kemudian menjadi guru dan ikut aktif dalam PIKAT bersama ibunya. Ide, opini dan pemikiran Maramis dituliskannya di sebuah surat kabar setempat yang bernama Tjahaja Siang. Dalam artikel-artikelnya, ia menunjukkan pentingnya peranan ibu dalam keluarga dimana adalah kewajiban ibu untuk mengasuh dan menjaga kesehatan anggota-anggota keluarganya. Ibu juga yang memberi pendidikan awal kepada anak-anaknya.
Menyadari wanita-wanita muda saat itu perlu dilengkapi dengan bekal untuk menjalani peranan mereka sebagai pengasuh keluarga, Maramis bersama beberapa orang lain mendirikan Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunannya (PIKAT) pada tanggal 8 Juli 1917. Tujuan organisasi ini adalah untuk mendidik kaum wanita yang tamat sekolah dasar dalam hal-hal rumah tangga seperti memasak, menjahit, merawat bayi, pekerjaan tangan, dan sebagainya.
Melalui kepemimpinan Maramis di dalam PIKAT, organisasi ini bertumbuh dengan dimulainya cabang-cabang di Minahasa, seperti di Maumbi, Tondano, dan Motoling. Cabang-cabang di Jawa juga terbentuk oleh ibu-ibu di sana seperti di Batavia, Bogor, Bandung, Cimahi, Magelang, dan Surabaya.
Pada tanggal 2 Juni 1918, PIKAT membuka sekolah Manado, yakni sekolah rumah tangga untuk perempuan-perempuan muda, yaitu Huishound School PIKAT. Untuk menambah pemasukan bagi organisasi, Maria berjualan kue dan hasta karya. Semangat dan kerja keras Maria menggugah hati orang-orang terpandang untuk berdonasi.
Pada tahun 1932, PIKAT mendirikan Opieiding School Var Vak Onderwijs Zeressen atau Sekolah Kejuruan Putri. Maria juga aktif mewujudkan cita-citanya supaya kaum perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki. Maria yakin bahwa perempuan memiliki kemampuan yang sama untuk menuntut ilmu seperti laki-laki. Selain itu, Maria juga berjuang supaya perempuan diberi tempat dalam urusan politik, misalnya hak untuk memilih dan duduk dalam keanggotaan Dewan Kota atau Volksraad. Maramis terus aktif dalam PIKAT sampai pada kematiannya pada tanggal 22 April 1924.
Saat Maris berusia enam tahun, orang tuanya menginggal karena jatuh sakit. Dan akhirnya Maramis dan dibesarkan di Maumbi oleh pamannya yakni Rotinsulu yang waktu itu adalah Hukum Besar di Maumbi.
Oleh pamannya, Maramis beserta kakak perempuannya dimasukkan ke Sekolah Melayu di Maumbi. Sekolah itu mengajar ilmu dasar seperti membaca dan menulis serta sedikit ilmu pengetahuan dan sejarah. Ini adalah satu-satunya pendidikan resmi yang diterima oleh Maramis dan kakak perempuannya karena perempuan pada saat itu diharapkan untuk menikah dan mengasuh keluarga.
Maramis menikah dengan Joseph Frederick Caselung Walanda, seorang guru bahasa pada tahun 1890. Setelah pernikahannya dengan Walanda, ia lebih dikenal sebagai Maria Walanda Maramis. Mereka mempunyai tiga anak perempuan. Dua anak mereka dikirim ke sekolah guru di Betawi (Jakarta). Salah satu anak mereka, Anna Matuli Walanda, kemudian menjadi guru dan ikut aktif dalam PIKAT bersama ibunya. Ide, opini dan pemikiran Maramis dituliskannya di sebuah surat kabar setempat yang bernama Tjahaja Siang. Dalam artikel-artikelnya, ia menunjukkan pentingnya peranan ibu dalam keluarga dimana adalah kewajiban ibu untuk mengasuh dan menjaga kesehatan anggota-anggota keluarganya. Ibu juga yang memberi pendidikan awal kepada anak-anaknya.
Menyadari wanita-wanita muda saat itu perlu dilengkapi dengan bekal untuk menjalani peranan mereka sebagai pengasuh keluarga, Maramis bersama beberapa orang lain mendirikan Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunannya (PIKAT) pada tanggal 8 Juli 1917. Tujuan organisasi ini adalah untuk mendidik kaum wanita yang tamat sekolah dasar dalam hal-hal rumah tangga seperti memasak, menjahit, merawat bayi, pekerjaan tangan, dan sebagainya.
Melalui kepemimpinan Maramis di dalam PIKAT, organisasi ini bertumbuh dengan dimulainya cabang-cabang di Minahasa, seperti di Maumbi, Tondano, dan Motoling. Cabang-cabang di Jawa juga terbentuk oleh ibu-ibu di sana seperti di Batavia, Bogor, Bandung, Cimahi, Magelang, dan Surabaya.
Pada tanggal 2 Juni 1918, PIKAT membuka sekolah Manado, yakni sekolah rumah tangga untuk perempuan-perempuan muda, yaitu Huishound School PIKAT. Untuk menambah pemasukan bagi organisasi, Maria berjualan kue dan hasta karya. Semangat dan kerja keras Maria menggugah hati orang-orang terpandang untuk berdonasi.
Pada tahun 1932, PIKAT mendirikan Opieiding School Var Vak Onderwijs Zeressen atau Sekolah Kejuruan Putri. Maria juga aktif mewujudkan cita-citanya supaya kaum perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki. Maria yakin bahwa perempuan memiliki kemampuan yang sama untuk menuntut ilmu seperti laki-laki. Selain itu, Maria juga berjuang supaya perempuan diberi tempat dalam urusan politik, misalnya hak untuk memilih dan duduk dalam keanggotaan Dewan Kota atau Volksraad. Maramis terus aktif dalam PIKAT sampai pada kematiannya pada tanggal 22 April 1924.
KESIMPULAN
Saya memilih tokoh pahlawan ini karena saya
mengambil wawasan pengetahuan saya dari
kota kelahiran saya sendiri yaitu ‘MANADO’ dan kebetulan ibu ‘ Maria Walanda Maramis
‘ adalah pahlawan yang berasal dari kota kelahiran saya tersebut , dan bukan
hanya karena kesamaan kota ‘MANADO’ tapi
, dia juga sebagai pahlawan yang menginspirasi saya dari cara beliau
mengembengkan cara daya pikirnya tentang kaum wanita INDONESIA . agar wanita indonesia
juga bisa mengetahui bahwa mereka juga mempunyai peran penting bagi keluarga
mereka seperti ibu Maria Walanda Maramis yang menjadi wanita teladan . sehingga
beliau bisa mendirikan suatu organisasi dan mengembangkannya , dan ia pun
mengembangkan cabang-cabang dari organisasi mulai dari MInahasa Utara .Ibu Maria adalah sosok yang dianggap sebagai
pendobrak adat, pejuang kemajuan dan emansipasi perempuan di dunia politik dan
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
SUMBER
: Wikipedia bahasa Indonesia, Merdeka.com)
Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
BalasHapusSistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
Link Alternatif :
arena-domino.club
arena-domino.vip
100% Memuaskan ^-^